Menurut Sofyan Syarif ,1998 : “Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan”.
Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Beberapa rasio likuiditas ini adalah sebagai berikut :
- Current Rasio
Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Besar current ratio yang ideal belum ada suatu patokan yang apsti, namun standar umumyang digunakan 200% atau 2:1 yang berarti nilai aktiva lancar adalah dua kali dari hutang lancar atau setiap satu rupiah hutang lancar harus dapat dijamin sedikitnya dengan dua rupiah aktiva lancar.
- Quick Rasio
Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Semaki besar rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga Acid test rasio.
Untuk quick rasio ukuran berdasarkan prinsaip hati-hati adalah 100% atau 1:1 dianggap cukup memuaskan didalam perusahaan apabila kurang maka dianggap kurang baik.
- Cash Rasio
Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendeknya yang harus segera dipenuhi dengan kas dan surat berharga dalam perusahaan yang dapat segera di uangkan. Kegunaan dari rasio ini adalah untuk mengetahui bahwa setiap hutang lancar Rp. 1, 00 di jaminkan oleh kas dan efek sebesar hasil yang diperoleh dari cash rationya, tidak terdapat standar khusus pada cash ratio sehingga penilaianya tergantung kebijakan perusahaan.
- Rasio Solvabilitas
Rasio ini disebut juga Ratio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (Bank). Adapun Rasio yang tergabung dalam Rasio Leverage adalah :
Total Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang terhadap Ekuitas)
Merupakan Perbandingan antara hutang-hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya. Rasio ini dapat dihitung denga rumus yaitu : Total Debt to equity Ratio = Total Hutang : Ekuitas Pemegang Saham
Total Debt to Total Asset Ratio ( Rasio Hutang terhadap Total Aktiva )
Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu : Total Debt to Total Asset Ratio = Total Hutang : Total Aktiva
- Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan atau memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya. Misalnya, kita mengukur efektivitas sebuah perusahaan dalam memanfaatkan asetnya. Singkatnya, dengan rasio ini kita bisa mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aset untuk menghasilkan pendapatan.
Rasio aktivitas yang pertama adalah rasio perputaran aset atau aktiva (asset turnover). Cara menghitungnya adalah dengan membagi total pendapatan atau penjualan dengan total aset atau aktiva perusahaan. Rasio ini sangat berguna untuk menghitung nilai penjualan yang dihasilkan perusahaan dari setiap rupiah asetnya. Sebagai contoh jika sebuah perusahan memiliki total penjualan Rp 50 miliar dan total aset Rp 100 miliar, artinya rasio perputaran asetnya sebesar 0,5 kali.
Perusahaan yang memiliki margin keuntungan rendah biasanya memiliki rasio asset turnover tinggi, sementara yang margin keuntungannya tinggi memiliki asset turnover rendah. Dalam beberapa industri, misalnya industri ritel, rasio perputaran aset biasanya tinggi karena dalam industri ini ada persaingan harga yang sengit. Dengan kata lain, untuk bisa memperoleh penjualan yang tinggi sebuah perusahaan harus bekerja keras memutar asetnya.
Rasio yang kedua adalah rasio perputaran persediaan atau inventory turnover. Cara menghitungnya adalah dengan membagi harga pokok penjualan dengan rata-rata persediaan dalam satu tahun. Adapun cara menghitung rata-rata persediaan adalah dengan menambahkan persediaan di awal tahun dengan persediaan di akhir tahun dan kemudian dibagi dua [( persediaan awal+persediaan akhir).
Makin tinggi inventory turnover, semakin efisien perusahaan itu. Tapi, jika inventory turnover-nya rendah, ini pertanda buruk. Sebab, sebagian persediaannya hanya ngendon di gudang.
- Rasio Rentabilitas
Rasio ini disebut juga sebagai Ratio Profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Yang termasuk dalam ratio ini adalah :
Gross Profit Margin ( Margin Laba Kotor)
Merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu : Gross Profit Margin = Laba kotor : Penjualan Bersih.
Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
Merupakan rasio yang digunaka nuntuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan. Rasio ini dapat dihitung dengan Rumus yaitu : Net Profit Margin = Laba Setelah Pajak : Penjualan Bersih.
Earning Power of Total investment
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu : Earning Power of Total investment = Laba Sebelum Pajak : Total aktiva
Return on Equity (Pengembalian atas Ekuitas)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu : Return on Equity = Laba Setelah Pajak : Ekuitas Pemegang Saham.
- Standar Rasio Industri
Rasio Industri adalah salah satu dari beberapa jenis rasio keuangan yang digunakan untuk membuat perbandingan antara item seperti, biasanya untuk tujuan menentukan stabilitas saat bisnis dalam kaitannya dengan kompetitornya. Investor sering menemukan bahwa rasio industri sangat membantu dalam menilai potensi bisnis yang berbeda dalam hal investasi, karena menghitung rasio melibatkan mengukur profitabilitas dan efisiensi operasi umum dibandingkan dengan apa lagi yang terjadi di industri yang sama. Menentukan rasio memerlukan pengumpulan data industri dan benar analisis statistik tersebut sehingga perbandingan antara perusahaan dalam industri yang sama seragam dan data yang dihasilkan benar-benar bermakna.
Dalam lingkup rasio industri, ada sejumlah faktor untuk dipertimbangkan. Salah satu harus dilakukan dengan mengidentifikasi potensi pertumbuhan satu atau lebih perusahaan dalam suatu industri tertentu. Hal ini sering membutuhkan penilaian faktor-faktor seperti kinerja masa lalu dari perusahaan di masa yang sama, seperti triwulan, sama satu dua, atau bahkan lima tahun sebelumnya. Melakukan hal membantu menyediakan beberapa wawasan ke dalam bagaimana industri itu sendiri berubah dan berkembang, dan apa persentase bahwa pertumbuhan perusahaan yang dipertimbangkan telah berkontribusi pada proses.
Dalam lingkup rasio industri, pertimbangan manajemen aset juga penting. Di sini, tujuannya adalah untuk memahami apa yang masing-masing perusahaan dalam pertimbangan yang dilakukan dengan sumber daya yang mereka miliki di tangan. Ini berarti manajemen secara keseluruhan, dari pembelian bahan baku untuk menjaga limbah dalam proses produksi serendah mungkin. Dengan menerapkan standar industri di daerah ini untuk situasi tertentu, adalah mungkin untuk melihat bagaimana langkah-langkah Facebook keseluruhan, dan mungkin membantu investor dalam menentukan jika perusahaan tertentu bernilai mengejar sebagai investasi.
Proses pengelolaan aset juga mencakup pertimbangan manajemen utang. Sekali lagi, rasio industri perusahaan di bawah pertimbangan harus menunjukkan perbandingan positif dengan standar industri, menunjukkan bahwa perusahaan yang mengelola dan pensiun utang dengan cara yang mengilhami keyakinan dalam industri dan dengan investor pada umumnya. Sebuah perusahaan yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan rasio industri pesaing lain dalam hal pengelolaan aset kemungkinan akan dianggap sedikit dari risiko, dan investasi untuk menghindari.
Seperti halnya jenis perbandingan, rasio industri hanya sebagai baik sebagai data yang digunakan untuk membuat penilaian. Ini berarti bahwa sebelum mengambil rasio pada nilai nominalnya, adalah penting untuk memverifikasi informasi yang digunakan untuk sampai pada rasio itu. Dengan asumsi semua informasi terkini dan benar, rasio industri dapat menyediakan data penting bahwa perusahaan dapat digunakan untuk memperbaiki situasi mereka, atau bahwa investor dapat gunakan ketika mempertimbangkan apakah atau tidak untuk membeli saham yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan.
Sumber:
Rutbeyta. 2012. “Berbagai Macam Ruang Lingkup Laporan Keuangan”. http://ruth898989.blogspot.co.id/2012/03/analisis-laporan-keuangan_07.html
0 comments:
Post a Comment