Sunday, 30 March 2014

Fenomena Sumpah Pemuda (Softskil-Pend. Kewarganegaraan)

Posted by Unknown at 04:47 0 comments


Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

            Sumpah pemuda kini menjadi suatu ironi di Indonesia. Poin-poin yang disematkan pada tanggal 28 Oktober delapan puluh empat tahun yang lalu kian memudar dalam diri pemuda Indonesia. Sikap hedonis, skeptis, hingga apatis telah menjadi momok bagi sikap nasionalis dan kritis yang harusnya dimiliki oleh sosok pemuda.
            Hal ini salah satunya disebabkan oleh perkembangan teknologi dan era globalisasi yang merupakan suatu yang tak bisa disingkirkan dari kehidupan pemuda sekarang. Pola hidup yang serba instan dan masuknya budaya-budaya asing menjadikan banyak pemuda salah tafsir tentang apa yang seharusnya mereka lakukan menghadapi hidup. Bukannya menghadang hal-hal negatif yang ditimbulkan hal tersebut, tapi mayoritas malah mengambilnya sebagai acuan tindakan dan perilaku mereka.
            Apakah hal ini yang diinginkan dari sumpah pemuda? Sudah tentu tidak! Apabila kita kaji dari sisi sumpah yang pernah diikrarkan oleh para tokoh pemuda dahulu, sumpah itu merupakan tekad mereka untuk membangun Indonesia lebih baik, mengangkat harkat dan martabat hidup orang pribumi, sebagai bukti pergerakan para pemuda membela bangsa. Terlebihnya lagi, saat itu status Indonesia masih merupakan daerah jajahan kaum kolonial.
Dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda, sudah seharusnya kita mengevaluasi bagaimana perkembangan semangat Sumpah Pemuda yang diwarisi oleh para pendahulu.Pertama, bagaimana rasa cinta tanah air kita? Berkaca pada fenomena-fenomena yang marak terjadi sekarang, korupsi yang merajalela, para pemimpin yang hanya memikirkan keuntungan pribadi, hingga rakyat yang bersikap apatis terhadap kebijakan pemerintah, apakah ini bentuk cinta tanah air? Pastinya tidak. Apabila kita sebagai pemuda tidak merasagregetan untuk mengubahnya, bisa jadi semangat sumpah pemuda di dalam diri kita perlu dipertanyakan.

Fenomena Pemuda Saat Ini
Terkadang kita dibuat sedih dengan kenyataan para pemuda Indonesia saat ini. Semangat mengisi kemerdekaan mereka sangat kecil, kadang malah merusak. Hanya karena sedikit salah paham, para pemuda sekarang bisa tawuran. Tawuran antarpemuda tidak mengenal lokasi dan tingkat kedewasaan. Pemuda desa yang satu rusuh dengan pemuda kampung yang lain. Ada juga tawuran antar sekolah dan antar universitas. 
Masalah beberapa pemuda masa kini, bukan hanya emosi yang tak terkendali. Mereka juga bermental egois dan asyik dengan diri sendiri tanpa peduli dengan lingkungan. Mereka menjerumuskan diri ke dalam narkoba, hura-hura, dan pesta-pora, dan lebih asik menjerumuskan diri kedalam hal-hal yang bersifat negatif. Contohnya penyeriman air keras terhapad pengguna metromini akhir akhir ini, tawuran antra jurusan karena hal sepele dan banyak lagi.
Untungnya, tidak semua pemuda zaman sekarang seperti mereka, yang menghancurkan diri dan bangsanya. Masih banyak generasi penerus bangsa yang masih peduli dengan lingkungan dan menjunjung tinggi semangat Sumpah Pemuda.
Sangatlah diharapkan apabila semua pemuda Indonesia masa kini memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi, dan kesadaran diri untuk menjadi manusia-manusia penerus bangsa yang menjunjung tinggi harkat diri dan bangsanya.
Contohnya Evan Dimas Dkk, Karateka Kita yang menang di swiss dan banyak lagi.

“Bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki generasi muda yang peduli terhadap bangsanya.”

Nama : Eka Diana Risti (42213800)
Kelas : 1DA02

Sumber :


 

my room Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting