Kesehatan
(Demam Berdarah)
Kalau mendengar penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD), apa yang anda pikirkan? Demam? Atau Darah? Hehee.
Saya baru saja terkena penyakit ini. Jadi, izinkan saya membagi pengalaman saya
kepada anda.
Saat seminggu terakhir sebelum liburan
kuliah saya berakhir, saya memutuskan untuk berjalan-jalan di Yogyakarta
bersama teman-teman saya. Hampir setiap hari dalam seminggu itu saya dan
teman-teman saya bolak-balik Yogyakarta – Temanggung, Jawa Tengah dengan
melewati Magelang. Perjalanan kami kebanyakan ditempuh dengan kendaraan umum.
Perjalanan yang panjang ini membuat pola makan saya menjadi kacau juga.
Akibatnya tubuh saya jadi kurang fit. Pada saat inilah, saya yakin ada nyamuk
yang mengandung virus dengue menyerang saya dan menyebabkan saya jatuh sakit.
Nyamuk seperti Aedes Aegypti dapat
memasukkan virus dengue yang ada di dalam tubuhnya saat sedang menusuk
korbannya (manusia). Jika daya tahan tubuh anda baik, maka anda akan baik-baik
saja. Tetapi, jika kondisi anda seperti saya, maka virus lebih mudah menyebar
di dalam darah saya, menguasai saya, dan berkembang di dalam darah saya. Virus
ini menyerang trombosit/keping darah.
Gejala
awal yang saya alami : kepala pusing tujuh keliling dan sakit, panas dingin/
meriang/ demam tinggi, pipi merah, mata bengkak seperti orang habis nangis,
jika melirik rasanya mata saya ngilu. Demam yang saya alami naik turun tak
tentu arah. Terkadang saya merasa sembuh, setengah jam kemudian demamnya naik
secaara signifikan.
Setelah demam 3 hari, saya disarankan
orangtua saya ke klinik. Hasil tes darah saya menunjukkan bahwa saya positif
terkena DBD. Trombosit saya 123000 , padahal normalnya minimal 150000. Leukosit
saya 1900, padahal normalnya minimal 4000.
Katanya, DBD dapat menyebabkan
kematian. Salah seorang teman mengatakan, penyakit ini pada akhirnya
hanya akan menyisakan satu pemenang, virus atau kamu. Tapi, anda tenang
saja. Zaman sudah maju. Kematian dapat diatasi selama anda tidak pesimis akan
mati. Pengobatan yang saya lakukan adalah DIRAWAT INAP. Saya diinfus. Diberi
obat penurun demam. Makan banyak dan bergizi agar meningkatkan daya tahan
tubuh. Minum yang banyak untuk menetralkan suhu tubuh dan toksik dalam tubuh.
Minum sari kurma untuk daya tahan tubuh juga. Jus jambu biji atau ada sumber
yang mengatakan rebusan daun jambu biji juga dapat membantu penyembuhan. Salah
satu obat herbal cina yang dikenal dengan nama ANGKAK juga bisa jadi minuman
anda yang sedang sakit DBD untuk meningkatkan trombosit anda. Saya sudah
mencobanya dan ternyata Angkak ini memang manjur ditubuh saya.
Yang saya alami selama dirawat adalah
trombosit saya awalnya naik, lalu turun drastis, dan akhirnya naik drastis.
Demam saya juga naik turun, pernah dari 36 jadi 38 lalu ke 37 lalu 38.4 lalu
normal ke 36. Tetapi, leukosit saya terus meningkat secara perlahan.
Sebenarnya, jika leukosit sudah naik, maka penyembuhan akan lebih cepat. Pada
saat pembanyakan leukosit, trombosit bisa saja jatuh secara signifikan. Tetapi
ini tidak masalah. Saya mengalami siklus seperti pelana kuda saat dirawa
(seperti di iklan tentang DBD). Saya juga merasa tenggorokan saya sakit,
seperti radang. Lalu di pangkal tenggorokan saya merasa ada yang luka. Perih
sekali rasanya.
Pada saat fasa kritis, demam saya
turun. Benar-benar seolah sembuh. Tapi, trombosit saya malah turun setelah
diperiksa. Besoknya trombosit saya malah makin turun. Ada yang mengatakan
karena saya terlalu banyak bergerak karena saya berpikir saya sudah sembuh.
Akibatnya trombosit saya malah makin turun. Pada saat ini, pembuluh darah saya rentan
pecah.
Setelah dirawat 4 hari, muncul
bercak-bercak merah dan bintik-bintik merah di tangan serta kaki saya Menurut
dokter yang memeriksa saya, ini pertanda kalau saya mau sembuh. Saya percaya
saja.
Saya memutuskan untuk istirahat
maksimal, percaya dengan obat-obatannya, tidak banyak gerak, minum angkak,
minum banyak, makan banyak, minum jus jambu, dan minum sari kurma. Di hari ke
5, saya merasa sudah sembuh. Ternyata trombosit saya naik. Pada siang harinya,
di cek lagi dan trombosit saya makin naik. Akhirnya saya boleh pulang.
Setelah sembuh, saya harus tetap
istirahat. Gatal karena bintik-bintik pembuluh darah masih saya alami. Setelah
sembuh, saya juga merasa pusing, pusingnya seperti sedang bermimpi, susah
fokus, ingin marah, dan jantung berdebar lebih kencang. Pusing ini masih saya
alami sampai 5 hari setelah keluar dari perawatan. Ada yang bilang ini
dikarenakan dosis obat yang ketinggian atau karena kebanyakan tidur.
Sumber:
0 comments:
Post a Comment